SIKLUS MICRO TEACHING
Langkah Pembelajaran MicroTeaching
Microteaching merupakan sebuah proses praktek mengajar dengan jumlah murid yang sedikit, durasi waktu yang singkat dan fokus pada keterampilan mengajar yang sempit dan spesifik.
Menurut Hasibuan sebagaimana mengutip uraian Mapasso dan La Solo tentang langkah pelaksanaan pengajaran micro teaching sebagai berikut:
1. Pengenalan tentang micro teaching,
2. Penyajian model dan diskusi,
3. Perencanaan / persiapan micro teaching,
4. Peraktik micro teaching,
5. Observasi / perekaman,
6. Diskusi / umpan balik,
7. Perencanaan / persiapan ulang,
8. Praktek reteach,
9. Observasi / perekaman ulang,
10. Diskusi / umpan balik ulang.
Dalam pelaksanaannya pengajaran mikro sebenarnya tidah jauh berbeda dengan pengajaran makro karena kedua macam pengajaran ini masing-masing memerlukan persiapan. Oleh sebab itu, guru dan calon guru atau mahasiswa micro teaching perlu mempersiapkan antara lain sebagai berikut:
•. Apa yang diinginkan untuk dipelajari siswa
•. Tujuan pembelajaran apa yang sesuai dengan materi dan keadaan
•. Topik dan tugas apa pantas untuk disajikan
•.Metode serta pendekatan mana yang dapat digunakan agar sesuai selera materi, siswa, guru dan keadaan tertentu
•. Bagaimana cara atau strategi dalam mengevaluasi hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan.
•. Sebagai guru yang ingin sukses bagaimanakah langkah agar menjadi guru yang efektif seperti persiapan tampilan, model, sikap bersama pembelajar sehingga masing-masing antara guru dan siswa saling ada keterkaitan menuju kesuksesan mencapai tujuan pembelajaran.
Terdapat beberapa definisi tentang pengajaran mikro (micro teaching) yang dapat dikemukakan, diantaranya adalah :
Cooper dan Allen (1971), mendefinisikan “pengajaran mikro (micro-teaching) adalah suatu situasi pengajaran yang dilaksanakan dalam waktu dan jumlah siswa yang terbatas, yaitu selama 5-20 menit dengan jumlah siswa sebanyak 3-10 orang”.
Sebuah proses, pelaksanaan micro teaching dilakukan melalui tujuh tahapan. Tujuh tahapan micro teaching tersebut merupakan sebuah siklus. Siklus ini dapat diulang sesuai dengan kebutuhan perbaikan. Berikut ini dijelaskan tahapan-tahapan atau langkah-langkah pembelajaran mikro (microteaching).
Tahap 1: Modeling the Skill
Tahap ini penting untuk mengarahkan peserta pelatihan kepada keterampilan mengajar yang akan dipraktekkan. Tahapan ini disebut Modeling. Terdapat dua jenis modeling, yaitu Perceptual Model dan Conceptual Model. Model pertama disajikan dengan cara demonstrasi dan secara visual dirasakan oleh peserta pelatihan. Model kedua, disajikan dalam bentuk bahan tertulis dan dikonsep oleh peserta pelatihan.
Tahap 2: Planning a micro-lesson
Pada tahap ini ditentukan materi pelajaran yang tepat yang dapat memaksimalkan latihan keterampilan mengajar, dalam durasi waktu 5 sampai 7 menit.
Tahap 3: The teaching session
Rencana pelajaran pada tahap ini dilaksanakan di hadapan supervisor atau teman sebaya. Penampilan guru yang mempraktekkan keterampilan mengajar diamati dan dicatat. Lembar evaluasi, tape recorder, dan/atau video tapes dapat digunakan untuk keperluan tesebut.
Tahap 4: The critique session
Supervisor dan/atau kelompok teman sebaya membahas kinerja guru mikro. Umpan balik dan poin-poin penting disampaikan kepada guru mikro untuk diperbaiki. Alat evaluasi memberikan kesempatan langka kepada guru mikro untuk melihat penampilannya secara objektif. Guru mikro tidak diberi kesempatan untuk mengajukan pembelaan diri. Ini adalah kekuatan dan kekhasan dari micro teaching.
Tahap 5: The re-planning session
Guru mikro menyusun rencana pengajaran berdasarkan umpan balik yang ditawarkan dalam critique session. Waktu yang disediakan untuk tahap ini adalah 5 sampai 7 menit.
Tahap 6: The re-teaching session
Langkah ini memberikan kesempatan kepada guru mikro untuk mengajarkan unit yang sama, dan keterampilan yang sama. Namun tentu saja penampilan guru mikro pada sesi ini harus sudah memperhatikan umpan balik dari supervisor dan/atau teman sebaya. Pada sesi ini, pengawas dan/atau pengamat teman sebaya mengevaluasi kinerja guru mikro menggunakan alat evaluasi.
Tahap 7: The re-critique session
Prosedur yang sama diadopsi sebagaiman disebutkan dalam critique session (Tahap-4). Guru mikro, kembali mendapat umpan balik dan mengetahui sejauh mana perbaikannya. Langkah ini memiliki potensi memotivasi guru-mikro untuk meningkatkan penampilannya di masa yang akan datang.
Microteaching merupakan sebuah proses praktek mengajar dengan jumlah murid yang sedikit, durasi waktu yang singkat dan fokus pada keterampilan mengajar yang sempit dan spesifik.
Menurut Hasibuan sebagaimana mengutip uraian Mapasso dan La Solo tentang langkah pelaksanaan pengajaran micro teaching sebagai berikut:
1. Pengenalan tentang micro teaching,
2. Penyajian model dan diskusi,
3. Perencanaan / persiapan micro teaching,
4. Peraktik micro teaching,
5. Observasi / perekaman,
6. Diskusi / umpan balik,
7. Perencanaan / persiapan ulang,
8. Praktek reteach,
9. Observasi / perekaman ulang,
10. Diskusi / umpan balik ulang.
Dalam pelaksanaannya pengajaran mikro sebenarnya tidah jauh berbeda dengan pengajaran makro karena kedua macam pengajaran ini masing-masing memerlukan persiapan. Oleh sebab itu, guru dan calon guru atau mahasiswa micro teaching perlu mempersiapkan antara lain sebagai berikut:
•. Apa yang diinginkan untuk dipelajari siswa
•. Tujuan pembelajaran apa yang sesuai dengan materi dan keadaan
•. Topik dan tugas apa pantas untuk disajikan
•.Metode serta pendekatan mana yang dapat digunakan agar sesuai selera materi, siswa, guru dan keadaan tertentu
•. Bagaimana cara atau strategi dalam mengevaluasi hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan.
•. Sebagai guru yang ingin sukses bagaimanakah langkah agar menjadi guru yang efektif seperti persiapan tampilan, model, sikap bersama pembelajar sehingga masing-masing antara guru dan siswa saling ada keterkaitan menuju kesuksesan mencapai tujuan pembelajaran.
Terdapat beberapa definisi tentang pengajaran mikro (micro teaching) yang dapat dikemukakan, diantaranya adalah :
Cooper dan Allen (1971), mendefinisikan “pengajaran mikro (micro-teaching) adalah suatu situasi pengajaran yang dilaksanakan dalam waktu dan jumlah siswa yang terbatas, yaitu selama 5-20 menit dengan jumlah siswa sebanyak 3-10 orang”.
Sebuah proses, pelaksanaan micro teaching dilakukan melalui tujuh tahapan. Tujuh tahapan micro teaching tersebut merupakan sebuah siklus. Siklus ini dapat diulang sesuai dengan kebutuhan perbaikan. Berikut ini dijelaskan tahapan-tahapan atau langkah-langkah pembelajaran mikro (microteaching).
Tahap 1: Modeling the Skill
Tahap ini penting untuk mengarahkan peserta pelatihan kepada keterampilan mengajar yang akan dipraktekkan. Tahapan ini disebut Modeling. Terdapat dua jenis modeling, yaitu Perceptual Model dan Conceptual Model. Model pertama disajikan dengan cara demonstrasi dan secara visual dirasakan oleh peserta pelatihan. Model kedua, disajikan dalam bentuk bahan tertulis dan dikonsep oleh peserta pelatihan.
Tahap 2: Planning a micro-lesson
Pada tahap ini ditentukan materi pelajaran yang tepat yang dapat memaksimalkan latihan keterampilan mengajar, dalam durasi waktu 5 sampai 7 menit.
Tahap 3: The teaching session
Rencana pelajaran pada tahap ini dilaksanakan di hadapan supervisor atau teman sebaya. Penampilan guru yang mempraktekkan keterampilan mengajar diamati dan dicatat. Lembar evaluasi, tape recorder, dan/atau video tapes dapat digunakan untuk keperluan tesebut.
Tahap 4: The critique session
Supervisor dan/atau kelompok teman sebaya membahas kinerja guru mikro. Umpan balik dan poin-poin penting disampaikan kepada guru mikro untuk diperbaiki. Alat evaluasi memberikan kesempatan langka kepada guru mikro untuk melihat penampilannya secara objektif. Guru mikro tidak diberi kesempatan untuk mengajukan pembelaan diri. Ini adalah kekuatan dan kekhasan dari micro teaching.
Tahap 5: The re-planning session
Guru mikro menyusun rencana pengajaran berdasarkan umpan balik yang ditawarkan dalam critique session. Waktu yang disediakan untuk tahap ini adalah 5 sampai 7 menit.
Tahap 6: The re-teaching session
Langkah ini memberikan kesempatan kepada guru mikro untuk mengajarkan unit yang sama, dan keterampilan yang sama. Namun tentu saja penampilan guru mikro pada sesi ini harus sudah memperhatikan umpan balik dari supervisor dan/atau teman sebaya. Pada sesi ini, pengawas dan/atau pengamat teman sebaya mengevaluasi kinerja guru mikro menggunakan alat evaluasi.
Tahap 7: The re-critique session
Prosedur yang sama diadopsi sebagaiman disebutkan dalam critique session (Tahap-4). Guru mikro, kembali mendapat umpan balik dan mengetahui sejauh mana perbaikannya. Langkah ini memiliki potensi memotivasi guru-mikro untuk meningkatkan penampilannya di masa yang akan datang.
Komentar
Posting Komentar